Pengertian dan Contoh Konjungsi – Keberadaan konjungsi sangat penting dalam sebuah teks. Dengan menggunakan kata sambung yang tepat, teks atau tulisan yang disampaikan akan mudah dipahami oleh pembaca.
Lalu apa itu konjungsi? Berikut slot server thailand pengertian kata sambung dalam bahasa Indonesia, jenis, dan contohnya.
Pengertian Konjungsi dalam Bahasa Indonesia
Ahli bahasa Indonesia Abdul Chaer mendefinisikan konjungsi slot terbaru sebagai kata yang menghubungkan unit-unit sintaksis-baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa, atau antara kalimat dengan kalimat.
Demikian pula konjungsi menurut ahli bahasa Indonesia Harimurti Kridalaksana adalah kata yang berfungsi untuk memperluas satuan lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua atau lebih satuan lain dalam konstruksi.
Secara sederhana, pengertian konjungsi adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan antar kata, antar frase, antar klausa, dan antar kalimat. Contoh kata sambung: dan, atau, karena, sejak, sebelum, sementara, meskipun, dan masih banyak lagi.
Mengutip buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (1993) karya Hasan Alwi dkk, konjungsi termasuk dalam tugas kata kelas.
Kata tugas berfungsi sebagai kata yang menyatakan hubungan suatu unsur dengan unsur lainnya dalam suatu frase atau kalimat.
Ciri dari penugasan kata adalah tidak memiliki arti leksikal, tetapi hanya memiliki arti gramatikal. Artinya, kata tugas seperti konjungsi hanya memiliki arti jika dikaitkan atau disusun dalam frase atau kalimat.
Misalnya konjungsi ‘dan’. Dan tidak memiliki makna leksikal yang terdapat dalam kamus. Akan tetapi, jika konjungsi ‘dan’ dirangkai dalam sebuah kalimat, maka konjungsi tersebut memiliki makna gramatikal yang mengungkapkan arti dari gabungan hubungan antara kedua kata tersebut.
Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya
Konjungsi juga dikenal sebagai slot server thailand konjungsi. Fungsinya untuk menghubungkan dua satuan bahasa, baik yang sederajat maupun tidak sederajat.
Konjungsi dibagi menjadi empat jenis berdasarkan perilaku sintaksisnya dalam kalimat, yaitu 1) konjungsi koordinatif, 2) konjungsi korelatif, 3) konjungsi subordinatif, dan 4) konjungsi antarkalimat.
1. Koordinasi Konjungsi
Konjungsi koordinatif adalah spaceman konjungsi yang menghubungkan dua atau lebih elemen yang sama pentingnya atau memiliki status sintaksis yang sama.
Berikut adalah contoh kata sambung koordinatif dan artinya:
- dan : sebagai penanda hubungan penjumlahan
- atau: sebagai penanda hubungan pemilihan
- lebih tepatnya: sebagai penanda relasi perlawanan
- Faktanya: sebagai tanda hubungan konflik
- sedangkan: sebagai penanda hubungan konflik
- serta: sebagai penanda hubungan pendampingan
- tetapi: sebagai penanda hubungan resistensi
- dan/atau: sebagai penanda hubungan angka atau pilihan
Berikut ini adalah contoh penggunaan kata penghubung koordinatif dalam kalimat:
Baca Juga: Apa itu Dejavu Mimpi Dan Mengapa Sering Terjadi
- Sugeng dan Samsul adalah saudara kembar identik
- Apakah Anda ingin pergi ke bandara atau hanya menunggu di rumah?
- Itu bukan pesawat terbang, itu helikopter.
- Dia hanya diam saja, padahal dia sudah mengetahui banyak informasi.
- Ibu memasak, sedangkan ayah mencuci.
- Saya pergi ke pasar untuk membeli ayam dan ikan.
- Sepupu saya sebenarnya pintar, tapi malas belajar.
- Apakah Anda ingin membeli tas, sepatu dan/atau pakaian?
2. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang umumnya terpisah satu sama lain.
Berikut konjungsi korelatif dan contoh kalimatnya:
- baik – maupun: Baik kakak maupun adik tidak suka makan sayur.
- tidak hanya – tetapi juga: Semua karyawan tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus mematuhi setiap aturan perusahaan.
- tidak hanya – tetapi juga: Pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah sosial.
- begitu – begitu: Mobil di jalan raya melaju sangat kencang sehingga sulit tertangkap kamera.
- sedemikian rupa – demikian: Pesan yang baik harus disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian pendengarnya.
- apa (dulu) – atau: Setuju atau tidak, kami tetap sabar.
- Saya tidak tahu – saya tidak tahu: Apakah saya menang atau kalah, saya akan terus mencoba sampai pertandingan selesai.
- apalagi – bahkan: Alih-alih berdiri, dia bahkan tidak bisa duduk.
3. Mensubordinasi Konjungsi
Konjungsi bawahan adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa ini tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu klausa ini adalah klausa bawahan.
Dari perilaku sintaksis dan semantiknya, konjungsi subordinasi dapat dibagi menjadi 13 kelompok. Berikut adalah pembagian jenis-jenis konjungsi subordinatif dan contohnya.
- I. Konjungsi subordinasi waktu
menunjukkan awal peristiwa: sejak, sejak, sejak
menunjukkan permulaan suatu peristiwa yang ditandai dengan peristiwa lain: so, by, when, while, while, during, while, while, while, when
menunjukkan awal dari suatu peristiwa yang didahului oleh peristiwa lain: setelah, sebelum, setelah, selesai, setelah, setelah
menunjukkan durasi suatu peristiwa yang ditandai oleh peristiwa tertentu: sampai, sampai - ii. Konjungsi subordinatif bersyarat: selama, jika, jika, jika, jika, kapan
- I, I, I. konjungsi subordinasi: jika, jika, jika, misalkan
- iv. Tujuan konjungsi subordinatif: jadi, jadi, jadi
- v.Konjungsi subordinatif konsesif: meskipun, meskipun, meskipun, meskipun, meskipun
- vi. Konjungsi subordinatif komparatif: bukannya, daripada, seperti, seperti, seolah-olah, seperti, seperti, seolah-olah, seperti
- vi. Konjungsi bawahan karena: karena, karena, karena, karena
- viii. Konjungsi bawahan menghasilkan: jadi, oleh karena itu, sampai
- ix. Konjungsi bawahan: dengan, tanpa
- X. Subordinasi konjungsi cara: dengan, tanpa
- xi. Pelengkap dari konjungsi subordinasi: itu
- xii. Konjungsi subordinatif atributif: the
- xiii. Perbandingan konjungsi subordinasi: … sama dengan … dengan; … lebih dari ….
4. Konjungsi antar kalimat
Ketiga jenis konjungsi di atas merupakan konjungsi intrakalimat. Sedangkan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya, diperlukan kata penghubung antar kalimat.
Berbeda dengan kata sambung intrakalimat, kata sambung antarkalimat selalu digunakan pada awal kalimat baru yang ditandai dengan huruf kapital diikuti koma.
Berikut ini adalah contoh konjungsi antar kalimat.
a) Konjungsi antara kalimat yang bertentangan dengan kalimat sebelumnya.
- Biarpun demikian,
- Biarpun begitu,
- Sekalipun demikian,
- Sekalipun begitu,
- Walaupun demikian,
- Walaupun begitu,
- Meskipun demikian,
- Meskipun begitu,
- Sungguhpun demikian,
- Sungguhpun begitu,
b) Konjungsi antar kalimat yang menyatakan kelanjutan peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.
- Kemudian,
- Setelah itu,
- Setelah itu,
- lebih-lebih lagi,
- Berikutnya,
c) Konjungsi antarkalimat yang menyatakan adanya sesuatu, peristiwa, atau keadaan lain di luar yang disebutkan sebelumnya.
- Selain itu,
- lebih-lebih lagi,
- Selain itu,
d) Konjungsi antara kalimat yang menyatakan kebalikan dari apa yang dinyatakan sebelumnya.
- Menolak,
e) Kata penghubung antarkalimat yang menyatakan keadaan sebenarnya.
- Sejujurnya,
- Itu,
f) Konjungsi antar kalimat yang menyatakan menguatkan syarat yang disebutkan tadi.
- Bahkan,
- Selain itu,
g) Konjungsi antar kalimat yang menyatakan menguatkan syarat yang telah disebutkan sebelumnya,
- Namun,
- Namun,
h) Konjungsi antara kalimat yang mengungkapkan eksklusivitas dan inklusivitas.
- Kecuali itu,
- Selain itu,
i) Konjungsi antara kalimat yang menyatakan konsekuensi.
- Karena itu,
j) Konjungsi antar kalimat dinyatakan sebagai hasil.
- Karena itu,
- Karena itu,
k) Konjungsi antar kalimat yang menyatakan peristiwa yang menyimpan apa yang dinyatakan sebelumnya.
- Sebelum itu,
Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan konjungsi antar kalimat:
- Kami tidak setuju dengannya. Meski begitu, kita tidak akan menghalangi.
- Perbuatan baik akan dibalas dengan baik pula. Bahkan seringkali lebih dari yang kita bayangkan.
- Pak Slamet menderita diabetes. Selain itu, ia juga mengidap hipertensi.
- Mayoritas anak muda akan langsung membeli mobil baru. Selain itu, Sugeng lebih memilih berinvestasi.
- Pencopet mengabaikan tembakan dari polisi. Sebaliknya, dia justru melawan saat hendak ditangkap.
- Rumah kami aman. Namun, setiap penghuni harus tetap waspada.
- Kita tidak pernah tahu masa depan seseorang. Karena itu, jangan remehkan orang bodoh sekalipun.
- Itulah pengertian kata sambung, jenis, dan contoh dalam kalimat. Saya harap ini akan membantu Anda belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar.