Karya Ilmiah – Pernahkah Anda menulis artikel atau makalah tentang fenomena tertentu? Artikel atau makalah Mahjong dikenal sebagai karya ilmiah. Nah, dalam membuatnya dibutuhkan cara penulisan yang tepat dan cara berpikir yang logis.
Pada artikel ini akan dibahas karya ilmiah dari segi pengertian, tujuan, ciri-ciri, jenis hingga struktur dan kaidah bahasa. Dengarkan sampai akhir, oke?
Pengertian Karya Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah adalah spaceman demo tulisan yang dibuat dengan kaidah ilmiah berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dari observasi, eksperimen, dan kajian pustaka.
Pada umumnya karya ilmiah memuat data, fakta, dan solusi untuk memecahkan masalah secara tertulis. Masalah yang terkandung dalam karya ilmiah bersifat objektif dan faktual. Jadi dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang memuat fenomena atau kejadian yang ditulis berdasarkan kenyataan.
Tujuan Karya Ilmiah
Setelah anda mengetahui pengertian dari penulisan ilmiah. Apa tujuan karya ilmiah? Beberapa tujuan dari penulisan karya ilmiah adalah:
Karya ilmiah dapat menjadi wahana starlight princess 1000 untuk melatih gagasan.
Menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
Melatih berpikir karena untuk membuktikan pengetahuan dan potensi sosial yang dimiliki siswa.
Alat pembuktian dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
Melatih keterampilan dasar dalam melakukan penelitian.
Ciri-ciri Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran atau penelitian seseorang. Penelitian akan bermanfaat jika dituangkan dalam sebuah karya ilmiah. Ciri-ciri karya ilmiah adalah:
Sistematis, artinya tersusun dalam pola baku.
Logis, artinya isi suatu karya ilmiah dapat dipahami dan dibenarkan oleh logika atau akal sehat.
Objektif, artinya berdasarkan teori bukan berdasarkan pandangan pribadi penulis.
Faktual, artinya karya ilmiah ditulis berdasarkan fakta, bukan saran penulis.
Jenis Karya Ilmiah
Karya ilmiah terbagi menjadi 3 jenis, yaitu populer, semi formal, dan formal. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Jenis Karya Ilmiah Populer
Jenis karya ilmiah etis ini ringkas dan menggunakan ragam bahasa populer atau lebih santai dan menarik. Seperti menggunakan kalimat yang mudah dipahami, umumnya disukai banyak orang dan dapat dipublikasikan di media massa.
2. Jenis Karya Ilmiah Semiformal
Jenis karya ilmiah ini mengikuti kaidah bentuk formal, namun penyajiannya lebih sederhana. Bentuknya bisa berupa laporan atau makalah.
3. Jenis Karya Ilmiah Formal
Bentuk karya ilmiah formal harus memenuhi unsur kelengkapan akademik secara rinci dan lengkap. Misalnya tesis, tesis atau disertasi.
Struktur Karya Ilmiah
Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiap bentuk berbeda dalam hal kelengkapan struktural. Nah, secara umum bentuk penyajian karya ilmiah terbagi menjadi tiga menurut jenisnya, yaitu bentuk populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal. Apa bedanya ya?
Struktur Karya Ilmiah Populer
Bentuk karya ilmiah ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya sewenang-wenang dan bisa dibuat dalam bentuk karya yang ringkas. Ragam bahasanya santai (populer). Selain itu, karya ilmiah populer umumnya terdapat di media massa, seperti surat kabar atau majalah.
- Struktur Karya Ilmiah Formal
- Judul
- Tim Penasehat
- Abstrak
- Daftar isi
- Bab Pendahuluan
- Bab membangun Teoritis
- Metode Penelitian Bab
- Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab
- Bab Kesimpulan dan Rekomendasi
- Daftar Pustaka
- Lampiran
- Curriculum Vitae atau Peneliti
- Struktur Karya Ilmiah Semiformal
- Judul
- Perkenalan
- menerapkan Teoritis
- Metodologi Penelitian
- Diskusi
- Kesimpulan dan rekomendasi
- Daftar Pustaka
Aturan Linguistik Karya Ilmiah
Sebelum menulis sebuah karya ilmiah, Anda harus mengetahui kaidah atau kaidah bahasa yang digunakan di dalamnya. Ayo, dengarkan!
1. Persyaratan Penulisan Judul
Judul ditulis dalam bentuk frase dan tidak disertai tanda baca akhir. Kemudian penulisan judul ditulis dengan huruf kapital, kecuali sub judul. Dalam subtitel, gunakan huruf besar untuk setiap kata, kecuali kata sambung dan preposisi.
Contoh:
PENGARUH MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA DI SMA Ruang RAYA BANDUNG
(Penelitian Hubungan Motivasi Berbahasa Indonesia dengan Prestasi di SMA Ruang Raya Bandung)
2. Kata-kata Impersonal
Kata-kata impersonal adalah kata-kata yang tidak bersifat pribadi atau tidak berhubungan dengan seseorang.
Contoh: Peneliti dan penulis.
3. Denotasi Kata
Denotasi adalah kata atau kelompok kata yang menunjukkan arti sebenarnya.
Contoh: Indonesia sangat kaya akan bahasa daerah dan sastra daerah.
4. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang memenuhi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata baku.
Contoh:
antre (tidak baku: antri)
apotek (tidak baku: apotik)
atlet (tidak baku: atlit)
5. Mendefinisikan Istilah
Dalam karya ilmiah, istilah harus didefinisikan terlebih dahulu sebelum dibahas dalam karya ilmiah. Istilah adalah kata-kata yang berhubungan dengan bidang tertentu.
Contoh: Analisis kontrastif didefinisikan oleh Buren (dalam Allen dan Corde, 1975: 280) sebagai pendekatan pengajaran bahasa yang menggunakan metode komparatif.
Contoh Karya Ilmiah
KECERDASAN JAMAK PADA MANUSIA
(Studi Teoritis tentang Kecerdasan Ganda Manusia)
Mengayun.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya makalah di dalamnya dapat disusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah berjasa dengan memberikan sumbangsih baik berupa materi maupun pemikiran.
Baca Juga: Inilah Pengertian dan Contoh Konjungsi, Jenis, dan Macam Nya
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca sehingga pada kesempatan lain dapat menyempurnakan makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini.
Jakarta, Nopember 2023
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- 1.1 Latar Belakang
- 1.2 Rumusan Masalah
- 1.3 Tujuan Penulisan
- 1.4 Manfaat Menulis
- BAB II PEMBAHASAN
- 2.1 Pengertian Kecerdasan
- 2.2 Jenis Kecerdasan
- 2.3 Penerapan Teori Kecerdasan Ganda dalam Pendidikan
- 2.4 Kecerdasan Ganda dan Perubahan Paradigma Pembelajaran
- 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kecerdasan Ganda
BAB I PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BABI
PERKENALAN
Manusia diciptakan unik. Ini telah lama dikenal dalam pendidikan sebagai konsep perbedaan individu. Oleh karena itu, sistem klasikal sebenarnya tidak sesuai dengan konsep perbedaan individu karena sistem klasikal menganggap semua siswa dalam satu kelas dipandang homogen.
Kondisi ini semakin diperparah dengan penggunaan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Dengan metode ceramah, materi yang diajarkan sama, kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa dianggap sama, tugas yang diberikan kepada siswa juga sama, serta media dan alat peraga yang digunakan juga sama.
Terakhir, hasil akhir pengetahuan, sikap, dan keterampilan atau yang disebut tujuan instruksional juga diharapkan sama, bahkan hasil belajar dari tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa juga sama. Itulah ciri sistem klasikal dalam proses pembelajaran. Penerapan sistem tersebut kemudian dikritik oleh banyak ahli yang berpihak pada sistem pendidikan individual. Salah satunya adalah Howard Gardner, seorang profesor ilmu saraf (neurology), dari Universitas Harvard pada tahun 1984 (Suparlan, 2004:198).
Kontribusi Gardner yang sangat besar terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan secara umum adalah teori kecerdasan majemuk, sebagaimana tertuang dalam bukunya yang berjudul Frame of Mind: Theory of Multiple Intelligences yang menyebutkan tujuh jenis kecerdasan manusia, yaitu sebagai berikut.
- Kecerdasan linguistik atau kecerdasan linguistik (bahasa).
- Kecerdasan musikal atau kecerdasan musikal
- Kecerdasan logis-matematis mengenal kecerdasan
- Kecerdasan visual/spasial atau kecerdasan visual/spasial
- Kecerdasan tubuh/kinestetik atau kecerdasan Fisik/kinestetik
- Kecerdasan intrapersonal atau kecerdasan intrapersonal
Metode pembelajaran Multiple Intelligences merupakan metode alternatif untuk memecah kebuntuan proses pembelajaran baik di sektor formal maupun informal. Multiple Intelligences pada awalnya merupakan pengertian berpikir sebagai pengembangan dari konsep kecerdasan IQ (Intelligence Quotient).
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kecerdasan jarak jauh?
Apa saja macam-macam kecerdasan majemuk?
Bagaimana penerapan teori kecerdasan majemuk dalam pendidikan?
Apa keuntungan dan kerugian dari kecerdasan majemuk?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian kecerdasan.
Jenis kecerdasan berikutnya.
Penerapan kecerdasan majemuk dalam pembelajaran.
1.4 Manfaat Menulis
Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan majemuk yang dimiliki manusia.
Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan musikal manusia.
Mengetahui penerapan kecerdasan majemuk dalam bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Teori Kecerdasan Ganda tidak hanya dapat diukur dengan kemampuan matematis, logis, dan bahasa sebagaimana konsep kecerdasan klasik, namun setidaknya ada delapan kecerdasan manusia yang dapat dikembangkan. Kedelapan jenis kecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Teori Multiple Intelligences dalam perkembangannya tidak hanya mengubah paradigma berpikir tentang kecerdasan tetapi juga mengubahnya menjadi metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga proses pembelajaran dapat menyenangkan dan tidak monoton.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan. Penulis akan menyempurnakan makalah ini berdasarkan banyak sumber terpercaya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran terkait dengan penyajian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T. 2002. Schools of Champions: Implementasi Multiple Intelligences dalam Pendidikan, Bandung: Kaifa.
Budiningsih, C.Asri. 2005. Belajar dan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Campbell, L, dkk. 1996. Mengajar dan Belajar melalui Multiple Intelligences, Massachusetts: Allyn dan Bacon.
Dalton, J. 1990. Pemikiran Kreatif dan Percakapan Kooperatif dalam Kelompok Kecil, Australia: Thomas Nelson.
Dryden, G.S. 1999. Revolusi Pembelajaran: Keajaiban Pikiran. Bandung: Kaifa,
Fadli. 2010. Teori Kecerdasan Ganda.
Dalam http://fadlae.wordpress.com/2010/03/24/teori-kecerdasan-ganda, diakses pada 1 November 2019.
Mayer, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif untuk Merancang dan Menyampaikan Program Pelatihan Lebih Cepat dan Lebih Efektif. Massachusetts: Allyn dan Bacon.
—
Demikian tadi penjelasan tentang pengertian, ciri, jenis, struktur hingga kaidah kebahasaan dalam karya ilmiah beserta contohnya. Semoga artikel ini mudah untuk Anda pahami!